Selamat Datang

Rukun dalam Ibadah Haji


Rukun Haji : "adalah rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah Haji dan tidak dapat diganti dengan yang lain, walaupun dengan dam (denda). Jika ditingalkan maka hajinya tidak sah". 
    
   Rukun Haji Terdiri dari:
  1. Ihram - Pernyataan mulai mengerjakan ibadah haji atau umroh dengan memakai pakaian ihram disertai niat haji atau umroh di miqat.
  2. Wukuf - di Arafah Berdiam diri dan berdoa di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah.
  3. Thawaf Ifadah - Mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dilakukan setelah melontar jumroh Aqabah pada tgl 10 Zulhijah.
  4. Sa’i - Berjalan atau berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali, dilakukan setelah Tawaf Ifadah.
  5. Tahallul - Bercukur atau menggunting rambut setelah melaksanakan Sa’i.
  6. Tertib - Mengerjakan kegiatan sesuai dengan urutan dan tidak ada yang tertinggal.

Rukun Wajib Haji : "adalah rangkaian amalan yang harus dikerjakan dalam ibadah Haji, bila tidak dikerjakan tetap sah ibadah Hajinya, akan tetapi berketentuan harus membayar Dam (denda)".

    Rukun Wajib Haji Terdiri dari:
  1. Niat Ihram – Dilakukan setelah berpakaian Ihram dari Miqat.
  2. Mabit (bermalam) – di Muzdalifah, tgl 9 Zulhijah (perjalanan dari Arafah ke Mina).
  3. Melempar jumroh Aqabah – Pada tanggal 10 Zulhijah.
  4. Mabit di Mina – Pada hari Tasyrik (11-13 Zulhijah).
  5. Melempar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah – Pada hari Tasyrik (11-13 Zulhijah).
  6. Tawaf Wada' – Melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Makkah.
  7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang saat Ihram.
* Apabila meninggalkan salah satu dari wajib Haji, maka ibadah Haji-nya tetap sah tetapi wajib membayar DAM. Khusus untuk pelaksanaan Thawaf Wada’, apabila seorang jama’ah sedang berhalangan (karena haid atau sakit), maka jika meninggalkannya tidak terkena DAM.

Penjelasan lebih lanjut:
a. Ihram  
adalah niatan untuk masuk dalam manasik haji. Siapa yang meninggalkan niat ini, hajinya tidak sah. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: 
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى 
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907) 
b. Wukuf di Arafah  
adalah rukun haji yang paling penting. Siapa yang luput dari wukuf di Arafah, hajinya tidak sah. Ibnu Rusyd berkata, “Para ulama sepakat bahwa wukuf di Arafah adalah bagian dari rukun haji dan siapa yang luput, maka harus ada haji pengganti (di tahun yang lain).” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
الْحَجُّ عَرَفَةُ  
“Haji adalah wukuf di Arafah.” 
(HR. An Nasai no. 3016, Tirmidzi no. 889, Ibnu Majah no. 3015. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih). 
Yang dimaksud wukuf adalah hadir dan berada di daerah mana saja di Arafah, walaupun dalam keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk, berbaring atau berjalan, baik pula dalam keadaan suci atau tidak suci (seperti haidh, nifas atau junub) (Fiqih Sunnah, 1: 494).   
Waktu dikatakan wukuf di Arafah adalah waktu mulai dari matahari tergelincir (waktu zawal) pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu terbit fajar Shubuh (masuk waktu Shubuh) pada hari nahr (10 Dzulhijjah). Jika seseorang wukuf di Arafah selain waktu tersebut, wukufnya tidak sah berdasarkan kesepakatan para ulama (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah, 17: 49-50).  
Jika seseorang wukuf di waktu mana saja dari waktu tadi, baik di sebagian siang atau malam, maka itu sudah cukup. Namun jika ia wukuf di siang hari, maka ia wajib wukuf hingga matahari telah tenggelam. Jika ia wukuf di malam hari, ia tidak punya keharusan apa-apa. Madzab Imam Syafi’i berpendapat bahwa wukuf di Arafah hingga malam adalah sunnah (Fiqih Sunnah, 1: 494).  
Sayid Sabiq mengatakan, “Naik ke Jabal Rahmah dan meyakini wukuf di situ afdhol (lebih utama), itu keliru, itu bukan termasuk ajaran Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (Fiqih Sunnah, 1: 495) 
c. Thowaf Ifadhoh (Thowaf Ziyaroh)  
adalah mengitari Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala: 
وَلْيَطَّوَّفُوا بِالْبَيْتِ الْعَتِيقِ 
“Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. Al Hajj: 29)   
d. Sa’i  
adalah berjalan antara Shofa dan Marwah dalam rangka ibadah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 
اسْعَوْا إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَيْكُمُ السَّعْىَ 
“Lakukanlah sa’i karena Allah mewajibkan kepada kalian untuk melakukannya.” 
(HR. Ahmad 6: 421. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini hasan).